MUBTADA DAN KHOBAR
أَلْمُبْتَدَاءُ و الخَبَرُ
MUBTADA DAN KHOBAR
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Bahasa Arab memiliki fungsi istimewa
dibandingkan dengan bahasa-bahasa lainnya. Fungsinya yang dimaksud adalah
selain bahasa al-Qur'an, juga sebagai alat komunikasi baik antara manusia
dengan sesamanya maupun antara manusia dengan Tuhannya yang terwujud dalam
bentuk shalat, doa dan sebagainya.
Bahasa Arab merupakan sarana untuk mempelajari
agama Islam secara mendalam, karena pokok ajaran Islam adalah al-Qur'an yang
berbahasa Arab sebagaimana firman Allah swt dalam Q.S. Yusuf (12): 2
اِنَّآ اَنْزَلْنَهُ قُرْآنًا عَرَبِيًّا لَّعَلَّكُمْ تَعْقِلُوْنَ . (2)
Terjemahan :
"Sesungguhnya
kami menurunkannya berupa al-Quran
dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya".[1]
1 |
2 |
Mubtada’ dan
khabar merupakan salah satu tajuk awal dalam nahu bahasa Arab yang dipelajari
oleh penuntutnya dalam bahagian sintaksis (nahu). Lazimnya kedua-dua tajuk ini
yang saling berkait dipelajari selepas penuntutnya memahami konsep-konsep atau
tajuk-tajuk yang ada dalam bahagian sorf ( morfologi).
Secara umum, kaidah bahasa Arab itu
terbagi atas dua, yaitu Ilmu Sharaf dan Ilmu Nahwu. Ilmu Sharaf ialah
kaidah-kaidah tentang cara membentuk kata dalam bahasa Arab serta
ketentuan-ketentuan lainnya seperti aturan penambahan dan pengurangan huruf.
Sementara Ilmu Nahwu ialah kaidah-kaidah untuk mengetahui fungsi setiap
kata dalam kalimat, cara menentukan setiap akhir kata dalam kalimat, serta cara
mengi'rabnya, yang didalamnya mempelajari beberapa aspek penting dalam kaidah
bahasa arab, seperti اِسْمٌ(kata benda ), فِعْلٌ(kata kerja) وَ حَرْفٌ (huruf/kata penghubung ),جُمْلَةٌ اِسْمِيَّةٌ (kalimat yang diawali dengan kata benda ) و جُمْلَةٌ فِعْلِيَّةٌ (Kalimat yang diawali dengan kata kerja ).
B.
3 |
Berdasarkan latar belakang diatas, maka
penulis ingin mengemukakan sebuah pokok permasalahan yang berkaitan dengan جُمْلَةٌ اِسْمِيَّةٌ yang didalamnya membahas tentang الْمُبْتَدَأُ وَ الْخَبْرُ .
1. Apa pengertianالْمُبْتَدَأُ وَ الْخَبْرُ
2. Bagaimana Hukum dan ketentuan menjadi الْمُبْتَدَأُ وَ الْخَبْرُ
3. Ada berapa pembagian الْمُبْتَدَأُ وَ الْخَبْرُ
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian الْمُبْتَدَأُ )Subyek( dan الْخَبْر )Predikat(
الْمُبْتَدَأُ هو إسْمُ مَرْفُوْعُ يَقَعَ
فِي اَوَّلِ الْجُمْلَةِ. و الخبر هو ما يكمل معنى المبتدأ ( أى هو الجزء الذى ينتظم منه مع المبتدأ
جملة مفيدة ). مثل : الْمُدَرِّسُ حَاضِرٌ.( الْمُدَرِّسُ : هو مبتدأ. "حَاضِر
" هو خبر مرفوعان بالضمة. [2]
Mubtada’ adalah Isim Rofa’ yang terletak di awal jumlah (kalimat). Sedangkan Khabar ialah
yang menyempurnakan makna Mubtada’ ( artinya suatu bagian yang tersusun
bersama mubtada’ dalam sebuah kalimat )contohnya : الْمُدَرِّسُ حَاضِرٌ ( Guru itu hadir ) .
Selain itu Mubtada’ adalah isim marfu yang
umumnya terletak pada awal jumlah. Adapun Khobar adalah isim yang
menyempurnakan makna mubtada’.
Contoh : مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ ( Muhammad adalah Rasulullah ). Kata مُحَمَّدٌ marfu’
dengan tanda dhommah yang merupakan isim mufrod, sebagai mubtada’.
Kata رَسُوْلُ marfu’ dengan tanda dhommah yang
merupakan isim mufrod, sebagai khobar.[3]
Menerut Ahmad Thib Raya dan Musdah Mulia dalam bukunya Pangkal Penguasaan Bahasa Arab الْمُبْتَدَأُ ialah Pokok
Kalimat atau Subyek. Dan الخبر ialah Predikat atau Pelengkap.
Contoh : الطَّالِبُ ذَكِيٌّ ( Mahasiswa itu pintar).
4 |
B.
5 |
المبتدأ و الخبر اسمان مرفوعان تتركب منهما جملة اسمية
مفيدة " اَلْعِلْمُ نَافِعٌ ".
عَلاَمَةُ رَفعِ
المبتدأ والخبر " الضَّمَّةُ ":
اَلْعِلْمُ نَافِعٌ,
و" الأَلِفُ " في مُثَنى : التِّلْمِذَانِ
مُجتهدَانِ, و " الْواو " في جمع المذكر
السالم : اْلمُجتَهِدُونَ نَاجِحُونَ. [4]
Mubtada’ dan khobar adalah isim
yang sama-sama dirafa’ yang tersusun dalam sebuah kalimat yang sempurna,
contohnya اَلْعِلْمُ
نَافِعٌ ( Ilmu itu bermanfaat ).
Adapun tanda-tanda rafa’ dalam mubtada’ dan khobar ada 3 yaitu Dhommah (
ُ/ ٌ)
contoh اَلْعِلْمُ نَافِعٌ , alif ( ا
) pada bentuk Mutsanna (menunjukkan 2
orang ) contoh التِّلْمِذَانِ مُجتهدَانِ
( kedua siswa itu bersungguh-sungguh ), dan huruf wau ( و
) pada jamak mudzakkar salim ( menunjukkan banyak laki-laki) contoh اْلمُجتَهِدُونَ
نَاجِحُونَ
( orang yang bersungguh-sungguh
itu sukses ).
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam menyusun kalimat yang terdiri atas Mubtada’ dan Khabar, yaitu
sebagai berikut :
1.
المبتدأ دائما معرفة ’ والخبر أغلبه نكيرة
و الأسماء المعرفة هي :
أ) الاسم المحلى
بالألف و اللام ( اَلْ ). مثل : القلمُ, الكتابُ , البابُ ( القَلَمُ رَخِيْصٌ).
ب)
6 |
ت) اسم الإشارة .
مثل : هَذَا , هَذِهِ , ذَلِكَ , تِلْكَ . ( هَذا
كُرْسِيٌّ ) .
ث) اسم علم . مثل
: محمد , أحمد , عائشة , زينب...الخ ( محمد
مَاهِرٌ )
ج) الاسم المضاف
إلى اسم المعرفة . مثل : كِتَابُ الأُسْتَذُ, بَابُ المَسْجِدُ. (كِتَابُ الأُسْتَذُ كَثِيْرٌ ).
وكل من هذه الأسماء يمكن أن تكون مبتدأ. [5]
و الاسم النكرة هي بدون المحلى بالألف و اللام ( اَلْ ).
مثل : قلمٌ , كتَابٌ , بَابٌ ( الباب جَمِيلٌ ).
Mubtada’ selalu isim Ma’rifah sedangkan Khabar
pada umumnya berbentuk Nakirah. Adapun bentuk isim ma’rifah itu adalah :
a)
Isim yang diawali dengan huruf alif lam ( اَلْ ). Contoh القَلَمُ رَخِيْصٌ (pulpen itu murah ).
b)
Terdiri dari isim dhomir ( kata ganti ) contoh هو مجتهد ( dia
bersungguh-sungguh )
c)
Isim isyarah (kata tunjuk ) contoh هَذا كُرْسِيٌّ
d)
Nama (orang,profesi,kota dll.) contoh محمد مَاهِرٌ
e)
Yang bersandar ke isim ma’rifah contoh كِتَابُ الأُسْتَذُ كَثِيْرٌ.
Semua bentuk isim ma’rifah yang telah
disebutkan diatas adalah menjadi mubtada’. Sedangkan bentuk isim nakirah ialah
isim yang tidak diawali (( اَلْ contoh ( الباب جَمِيلٌ )..
2.
7 |
a)
المبتدأ من الاسم غير العاقل و الخبر من الوصف (الصفة
المشبه) (Mubtada’nya dari isim yang tidak berakal )
Ada
beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menyusun kalimat mubtada’ gairul
Aqli, yaitu :
1) Apabila Mubtada’nya mufrad mudzakkar (tunggal laki-laki)
maka khobarnya juga demikian.
2) Apabila Mubtada’nya Mufrad Muannas (Tunggal Perempuan) maka
khobarnya juga demikian.
3) Apabila Mubtada’nya Mutsanna Mudzakkar (Dua laki-laki)
maka khobarnya juga demikian
4) Apabila Mubtada’nya Mutsanna Muannas (Dua perempuan ) maka
khobarnya juga demikian.
5) Apabila Mubtada’nya Jama’ Taksir (Banyak laki-laki) maka khobarnya
kembali ke bentuk Mufrad Muannas ( Tunggal perempuan)
6) Apabila Mubtada’nya Jama’ Muannas Salim (Banyak perempuan)
maka Khobarnya kembali kebentuk Mufrad Muannas (Tunggal
Perempuan).
contoh :
معنه |
مؤنث (perempuan ) |
معنه |
مذكر ( laki-laki ) |
|
|
Kamar itu bersih |
الحُجرَةُ ٌ نَظِيفَةٌ |
Masjid itu bersih |
الَمسْجِدُ نَظِيفٌ |
مُفْرَدُ Tunggal |
|
Kamar itu bersih |
الحُجرَتَانِ
نَظِيفَتَانِ |
Masjid itu bersih |
الَمسْجِدَانِ نَظِيفَانِ |
مُثَنّى Dua |
|
Kamar-kamar itu bersih |
الحُجُرَاتُ نَظِيفَةٌ |
Masjid-masjid itu bersih |
الَمسَاجِدُ
نَظِيفَةٌ |
|
b)
المبتدأ للعاقل و خبره من الوصف ( mubtada’nya dari isim yang berakal),yaitu:
1) Apabila Mubtada’nya mufrad mudzakkar (tunggal laki-laki)
maka khobarnya juga demikian.
2) Apabila Mubtada’nya Mufrad Muannas (Tunggal Perempuan)
maka khobarnya juga demikian.
3) Apabila Mubtada’nya Mutsanna Mudzakkar (Dua laki-laki)
maka khobarnya juga demikian
4) Apabila Mubtada’nya Mutsanna Muannas (Dua perempuan ) maka
khobarnya juga demikian.
5) Apabila Mubtada’nya Jama’ Taksir dan Jama’ Mudzakkar salim (banyak
laki-laki) maka Khobarnya juga demikian
6) Apabila Mubtada’nya Jama’ Muannas Salim ( banyak perempuan) maka
Khobarnya juga demikian.[6]
Contoh :
معنه |
مؤنث (perempuan ) |
معنه |
مذكر ( laki-laki ) |
|
Mahasiswa itu
Pintar |
الطَّالِبَةُ ذَكِيَّةٌ |
Mahasiswa itu Pintar |
الطَّالِبُ ذَكِيٌّ |
مُفْرَدُ Tunggal |
Mahasiswa itu
Pintar |
الطَّالِبَتَانِ ذَكِيَّتَانِ |
Mahasiswa itu Pintar |
الطَّالِبَانِ ذَكِيَّانِ |
مُثَنّى Dua |
Mahasiswa-mmahasiswa
itu Pintar |
الطَّالِبَاتُ ذَكِيَّاتُ |
Mahasiswa-Mahasiswa itu Pintar |
الطُّلاَّبُ أَذْكِيَاءُ |
جَمْعٌ Banyak |
C.
9 |
1.
Pembagian Mubtada’
Mubtada’ terbagi menjadi dua bagian yaitu ظَاهِرٌ اسم (isim zhahir/ nyata) dan مُضْمَرُ
اسم (Isim dhamir/kata ganti) .
a)
Isim zhahir ialah isim/Mubtada’nya jelas bukan di Ta’wilkan pada isim dhomir contoh المدرس قائم ( Guru itu berdiri ).
b)
Isim Dhomir. Ada 3 macam Isim dhomir yaitu : Dhomir Muttasil (bersambung
), Dhomir mustatirun (tersembunyi), dhomir Munfasil (berpisah).
Isim Dhomir yang dapat digunakan untuk Mubtada’ hanyalah isi dhomir munfasil. Seperti contoh
dibawah ini : [7]
مبتدأ و خبر |
الضمائر |
انا قائم saya berdiri |
انا saya |
نحن قائمون
kami berdiri |
نحت kami atau kita |
هو قائم Dia Seorang laki-laki berdiri |
هو
Dia 1 orang laki-laki |
هما قائمان Mereka berdua orang laki-laki berdiri |
هما Dia 2 orang laki-laki |
هم قائمون Mereka semua laki-laki berdiri |
هم
Dia banyak laki-laki |
هي قائمة Dia seorang perempuan berdiri |
هي
Dia 1 orang perempuan |
هما قائمتان
Mereka berdua perempuan berdiri |
هما
Dia 2 orang perempuan |
هنَّ قائمات mereka perempuan berdiri |
هنَّ
Dia banyak perempuan |
انتَ قائم
Kamu laki-laki berdiri |
انتَ
Kamu 1 orang laki-laki |
انتما قائمان
mereka berdua laki-laki berdiri |
انتما
Kamu
2 orang laki-laki |
انتُمْ قائمون
Kalian laki-laki berdiri |
انتُمْ Kalian laki-laki |
انتِ قائمة
Kamu Perempuan berdiri |
انتِ Kamu
1 orang perempuan |
انتما قائمتان
mereka berdua Perempuan berdiri |
انتما
Kamu
2 orang perempuan |
انتُنَّ
قائمات kalian perempuan berdiri |
انتُنَّ Kalian perempuan |
10 |
Isim Dhomir Munfasil انا, نحن, انتَ, انتِ, هو, هي. الخ. |
Isim zhohir, seperti زيدٌ قَائِمٌ |
Pembagian
Mubtada |
2.
Pembagian Khobar
Menurut Syekh Mustafa
Al-Galayaini Dalam bukunya Jami’ Ad-Durus Khabar itu terbagi menjadi dua bagian yaitu Khabar
Mufrad dan Khabar Jumlah.
خبر المبتدأ
قسمان : مفرد و جملة
أ) فالخبر
المفرد : ما كان غير جملة , إن كان مثنى
أو مجموعا, نحو : " الْمُجْتَهِدُ مَحْمُوْدٌ ـ و المجتهدان محمودان, و المجتهدون محمودون.
ب) الخبر الجملة
: ما كان جملة فعلية، أو جملة اسمية. فالاول نحو : " الْخُلُقُ الحَسَنُ
يُعَلِّي قَدْرَ صَاحِبِهِ "
( الحلقُ :
مبتدأ , والحسن : صِفَة. يعلي : فعل و
فاعله, و جملة يعلي : جملة فعلية خبره. ).
و الثاني نحو :" الْعَامِلُ خُلُقُهُ حَسَنٌ "
( العامل مبتدأ, و خُلُقه مبتدأ ثان, و حسن خبر المبتدأ الثاني, وجملة المبتدأ
الثاني و خبره جملة اسمية , جبر المبتدأ الأول ). [8]
a) Khabar Mufrad ialah khabar selain jumlah atau khabar yang tidak
ditakwilkan kepada jumlah ismiyyah dan jumlah fi’liyyah baik itu dalm bentuk
Mutsanna atau Jama’. contoh الْمُجْتَهِدُ مَحْمُوْدٌ (orang yang bersungguh-sungguh itu adalah
mahmud).
b) Khabar Jumlah ialah khabar yang ditakwilkan kepada jumlah Ismiyyah dan jumlatu fi’liyah.
Contoh Jumlatu Ismiyyah :
11 |
الْخُلُقُ الحَسَنُ يُعَلِّي قَدْرَ صَاحِبِهِ ( Akhlak yang baik itu mengangkat derajat orang yang
berbuat ).
Menurut Syekh Syamsuddin Muhammad Araa’ini
dalam Bukunya Ilmu Nahwu Terjemahan Mutammimah Ajurumiyyah, Khobar terbagi
menjadi dua yaitu Khobar Mufrad dan Ghair Mufrad.
a) Yang dimaksud dengan Khobar Mufrad Ialah Khabar yang bukan jumlah dan bukan pula
serupa dengan jumlah.
b) Khobar Ghair Mufrad ialah Khobar yang terdiri atas Jumlah Ismiyyah (
Terdiri atas Mubtada’ Khabar ), Jumlatu
Fi’liyyah ( terdiri atas Fi’il Fa’il
).Shibuhul Jumlah (serupa dengan jumlah) yaitu Zharaf dan Jar
Majrur.
Contoh : Khobar Mufrad
زَيدٌ قَائِمٌ Zaid berdiri
زَيدَانِ قَائِمانِ Kedua Zaid itu Kedua-duanya berdiri
زَيدُونَ قَائِمُونَ Zaid-Zaid itu Semuanya berdiri.
Contoh : Khobar Ghair Mufrad
1)
Jumlatu Fi’liyyah ( Fiil Fail )
Kebersihan itu menyegarkan badan. النَّظَافَةُ تُنَشِّطُالجسمَ
النَّظَافَةُ : Mubtada’
الجسمَ تُنَشِّطُ : Fi’il Mudhori’, Fail dan Maf”ulun bihnya.
Jumlah Antara Fiil,Fa’il dan Maf’ulnya adalah Khabar Mubtada.
2) Jumlatu Ismiyyah ( Mubtada Khabar)
12 |
البِنْتُ =
Al-Mubtada’ Awwal
جَمَالُهَا الشَّرَفُ = Mubtada’ Tsani dan Khabarnya, jumlah antara
Mubtada Tsani dan Khabarnya,adalah Khabar Mubtada’ awwal.
3)
ظَرْفٌ / zharaf ( Bentuk Keterangan ), ada dua macam
yaitu Zharfun Makan ( Keterangan tempat ) dan Zharfun Zaman (Keterangan waktu )
yaitu : أمام didepan , فَوقَ diatas, تَحتَ dibawah , وَرَاء dibelakang ,بِجَانِبِ disamping, بَعدَ, setelah قبل sebelum, صَباحا waktu pagi, لَيل waktu malam,نهار waktu siang, مساء waktu sore.
Contoh :
أمَامَ الإِدَارَةِالمُدَرِّسُ Guru didepan kantor
لمُدَرِّسُ = Mubtada’
أمَامَ
الإِدَارَةِ = Jumlah antara zharfun makaan dan Mudaf wa
Mudafun ilaihi adalah Khobar lil Mubtada”.
4) Al- Jar Majrur yaitu (
مِن ـ إِلَى ـ عَن ـ عَلَى ـ فِي ـ رُبَّ ـ
كَ ـ لِ ـ بِ .).
Contoh :
الدُّرْجِ فِي الشَّنطَةُ Tas itu didalam laci
الشَّنطَةُ =
Mubtada’
13 |
Pembagian Khobar |
Ghair
Mufrad Terbagi Dua |
Mufrad زيدٌ قَائِمٌ, زيدان قائمان, زيدون قائمون |
Syibhul Jumlah, Yaitu Zharfun : أمَامَ الإِدَارَةِالمُدَرِّسُ Jar Majruru : الدُّرْجِ
فِي الشَّنطَةُ |
Jumlah yaitu : Jumlatu Fi’Liyah : النَّظَافَةُ
تُنَشِّطُالجسمَ Jumlatu Ismiyyah : البِنْتُ جَمَالُهَا الشَّرَفُ |
مُقَدَّم + مبتدأ مؤخَّر خبر
Mendahulukan Khobar dari Mubtada’nya.
Susunan kalimat Khobar Muqaddam da Mubtada’
Muakhkhar ini dapat dilakukan apabila memenuhi dua syarat, yaitu :
1.
Kata-kata yang dijadikan Mubtada’ adalah
isim Nakirah, seperti : موظف, مدرس, بيت, جامعة.
2. Khobar Mubtada’nya terdiri dari Jar Majrur dan zharfun.
في المدرسة, أمام الفصل.
Contoh : على الجِدارِ صورةٌ
diatas Dinding ada sebuah gambar
وراء السيارةِ طالبٌ dibelakang mobil ada
seorang mahasiswa.[10]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian makalah diatas maka
penulis dapat menarik sebuah kesimpulan sebagai berikut :
1. Mubtada’ adalah isim Marfu’yang terletak diawal kalimat biasa disebut
sebagai subyek. Sedangkan Khobar ialah Pelengkap dari mubtada’ atau Predikat.
2. Hukum I’Robbnya Mubtada’ dan Khobar adalah sama-sama marfu’. Isim Yang
boleh menjadi Mubtada’ ialah Isim Ma’rifah,isim Dhomir,Isim Isyarah,Nama dan
Idhafah fil Ismi Ma’rifah, sedangkan isim yang menjadi Khabar ialah Isim
Nakirah. Dalam Mubtada’khabar itu selalu sesuai dari segi jenis dan
bilangannya.
3. Mubtada’ terbagi menjadi dua
yaitu Mubtada’ zhohir dan Mudmar. Sedangkan Khabar terbagi menjadi 4 macam
yaitu Khobar Mufrad, Khobar Jumlatu Fi’liyyah, Khobar Jumlatu Ismiyyah, zharfun
dan Al-Jar Majrur.
B. Implikasi
1.
14 |
2.
Dalam upaya untuk
memudahkan membaca kitab kuning atau kitab yang tidak berbaris dan
Menterjemahkan kalimat maka harus
mengetahui kaidah dan struktur kalimat dalam bahasa arab diantaranya
adalah isim, fiil,
Fail,Maf’ul,Mubtada, Khobar dan Huruf.
3.
Mempelajari bahasa arab
sangat penting karna untuk menafsirkan sebuah ayat-ayat Alquran dan Hadits
harus menguasai Bahasa Arab.
DAFTAR PUSTAKA
Agama, Departemen RI al-Qur'an dan Terjemahannya. Jakarta: CV Penerbit
J-ART, 2004
Ni’mah Fuad, Mulakhkhos:
Qawa’id Al-lugatul Al’Arabiyah. Cet.
X ; Mansyurat Darul Hikmah : Damaskus,
Anwar, Moch, Abu Bakar, Anwar. Ilmu Nahwu Terjemahan Matan
Al-Ajurumiyyah dan ‘Imrithy berikut penjelasannya. Cet. 6; Bandung: Sinar
Baru Algensindo, 1995.
Muhammad Araa’ini, Syamsuddin. Ilmu Nahwu Terjemahan
Mutammimah Ajurumiyyah, Cet. IV; Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2002.
Thib Raya, Ahmad, Mulia, Musdah. Pangkal Penguasaan Bahasa
Arab. Cet. III; Jaakarta: Paradotama Wiragemilang, 1999.
Mustafa, Syekh Algulainy. Jami’ Durus Al-Arabiyyah.Juz.
2; Lebanon: Matba’ah. 1974 M.
Nuri Mustafa, Intan Hafsah, Al-Arabiyyah
Al-Muyassarah.Cet. I; Jakarta: Pustaka Arif, 2008.
Minal Asatisah, Jam’ah. Annahaju Al Wadhih, Juz. 3;
Lebanon: Matba’ah 1992.
15 |
[1]Departemen Agama RI, al-Qur'an
dan Terjemahannya ( Jakarta: CV Penerbit J-ART 2004 ), h.236.
[2] Fuad Ni’mah, Mulakhkhos:
Qawa’id Al-lugatul Al’Arabiyah (
الطبعة التاسعة؛
دمشقص: منشورات دار الحكمة, ) ), h. 27-30
[3] http://alqudsiah.blogspot.com/2014/04/pengertian-mubtada-dalam-ilmu-sharaf.html#sthash.NNt9mvn8.dpuf,
2014
[4]من الأساتذة
, النهج الواضح في قواعد اللغة العربية ( الجزء الثاني ؛
صيدا ـ بيروت) ص. 25 جماعة
[5] Mustafa Nuri dan Hafsah Intan, Al-Arabiyyah al-Muyassarah ( Cet. I;
Jakarta: Pustaka Arif, 2008), h. 31
[6] Mustafa Nuri dan Hafsah Intan, op. Cit, h. 32-36
[7] Moch.Anwar dan Anwar Abu Bakar,
Ilmu Nahwu ( Terjemahan Matan Al-Jurumiyyah dan ‘Imrithy berikut penjelasannya
), ( Cet. 6; Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1995 ), h. 86-87
[8] الشيخ مصطفى الغلاييني, جامد الدروس العربية ( الجزء الثاني.
الطبعة الرا بعة عشرة ؛ صيدا ـ لبنان :
المطبعة العصرية للطباعة والنشه, 1974 م ), ص. 266-268.
[9] Syekh Syamsuddin Muhammad Araa’ini, Ilmu Nahwu Terjemahan
Mutammimah Ajurumiyyah, (Cet. IV; Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2002 ),
h.145-151
[10] Ahmad Thib Raya dan Musdah Mulia, Pangkal Penguasaan Bahasa Arab (Jilid.
I;Jakarta: PT. Paradotama Wiragemilang,1999), h.219-221
Komentar
Posting Komentar